Translate

Jumat, 20 Februari 2015

DOSA MENGUBAH SEGALANYA


Ketika Leonardo da Vinci bermaksud melukis suasana perjamuan malam (The Last Supper) antara Yesus dengan murid-muridnya, ia kesulitan mencari orang yang cocok untuk menjadi model Kristus. Seseorang mengusulkan seorang pemuda kepada da Vinci, anggota paduan suara sebuah gereja tua di Roma. 

"Mintalah Pietro Bandinelli untuk menjadi model." Demikianlah saran yang diberikan kepada da Vinci. 

"Dia adalah seorang pemuda yang hidupnya penuh dengan kemurnian dan ketulusan yang akan cocok sebagai model Kristus."

Leonardo da Vinci menemui pemuda itu. Ternyata dia tidak hanya berparas elok, tetapi kehidupannya juga tak bercela sama dengan wajahnya yang rupawan itu. Akhirnya da Vinci berhasil menyelesaikan lukisan Kristus, sebab ia telah menemukan orang yang pas.

Setelah ia selesai melukis Kristus, ia mulai melukis murid-murid Yesus satu- persatu. 

Ketika tiba giliran untuk melukis Yudas Iskariot, ia pun pergi mengelilingi seluruh kota untuk mencari model yang cocok sebagai Yudas. Da Vinci menginginkan seorang model dengan wajah keras, yang dipenuhi dengan guratan-guratan kasar akibat dosa-dosa yang telah dilakukannya.

Akhirnya ia pun berhasil menemukan orang yang dicarinya - sangat cocok sebagai model Yudas, sebab ia mempunyai guratan-guratan wajah yang seram, dan berdasarkan informasi, orang ini adalah salah seorang kriminal. 

Ketika da Vinci bertanya siapa namanya, ia menjawab, "Aku adalah Pietro Bandinelli. Aku juga yang pernah duduk sebagai model Kristus beberapa tahun lalu." 

Da vinci hampir tidak percaya. 

Tapi itulah kenyataannya bahwa dosa dapat mengubah segala-galanya.




Raja Amazia memulai pemerintahannya dengan sikap benar - telah melakukan hal benar di mata Tuhan. Tetapi selang beberapa waktu kemudian, kehidupannya berubah total. Ia jatuh ke dalam dosa penyembahan berhala. 

"Ia melakukan apa yang benar di mata TUHAN....." (2 Tawarikh 25:2)

"Ia sujud menyembah kepada allah-allah itu dan membakar korban untuk mereka" (2 Tawarikh 25:14). 

Dosa mencabik-cabik seluruh aspek kehidupannya. 

Ia menjadi tawanan musuhnya dan akhirnya mati terbunuh oleh orang-orang yang bersekongkol melawan dia di Yerusalem.

Bila hidup adalah perjuangan, maka mempertahankan keselamatan adalah sebuah perjuangan panjang dengan diiringi banyak derai air mata. Saat kita diolok, kita harus tetap kuat. Saat kita menderita, kita harus tetap tabah. Saat kita goyah, kita harus segera tegak kembali. Saat air mata berderai, kita harus tetap bertahan. Saat iman kita goncang, kita harus tetap memeluk erat salib Kristus. Ini adalah perjuangan. 

Tapi janji-Nya bahwa Dia tidak akan sekali-kali meninggalkan kita (Ibrani. 13:5, 6). 




Haleluya

Amin

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sumber: 
http://www.salib.net/News/article/sid=166.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar