Translate

Jumat, 29 Mei 2015

SAINS VS TUHAN




Ini mungkin pertarungan kelas berat yang terpanjang dalam sejarah: di sudut merah, manusia dengan Jas Lab Putih, dan di sudut biru, Tuhan. 

Berabad-abad sains dan agama telah bertarung, setiap pihak dengan pendukung dan berharap akan pukulan knock-out. Anda mungkin berpikir manusia dengan Jas Lab Putih telah membuat lawannya bergantung di atas tali sejak ronde pertama 300 tahun yang lalu. Pukulan pertama tentang apakah bumi mengelilingi matahari sampai dengan upper-cut dari teori evolusi, ilmuwan kelihatannya lebih banyak mengumpulkan nilai. 

Apakah Tuhan sudah berakhir? Mungkin belum. Karena bagaimanapun keras mencoba, manusia dengan Jas Lab Putih belum dapat memberikan pukulan knock-out. Tuhan mungkin tidak berperan sebesar yang manusia kira, tetapi bukti nyata bahwa Dia hanyalah ilusi belum juga ada. Kenyataannya, sebagian ilmuwan sekarang berpikir bahwa mereka melihat tanda-tanda Tuhan Juru Desain Besar dalam teori paling baru tentang alam semesta. 

Sebagian bukti muncul dari "kebetulan" yang aneh dalam sifat-sifat kunci dari alam semesta, yang dikatakan oleh kosmologis tidak mungkin kebetulan. Karena kalau kebetulan ini tidak ada, kita juga tidak akan ada.

Kemudian ada motif-motif yang indah dan aneh dalam teori partikel sub-atomik, yang sifat-sifatnya jatuh ke dalam segi-enam dan segitiga: bentuk-bentuk yang membawa ilmuwan membuka dasar-dasar alam semesta.

Dalam Pikiran Tuhan

Dalam mencoba untuk membuka arti dari tanda-tanda ini, beberapa ilmuwan berpikir bahwa mereka mulai mendekati apa yang bahkan disebut oleh atheis terkenal Stephen Hawking sebagai Pikiran Tuhan: Rencana besar yang dibangun ke dalam alam semesta. Ada juga teori, yang kurang dikenal, bahwa kita cukup mengetahui tentang Disain Besar ini untuk mulai berperan sebagai Tuhan, menciptakan alam semesta, paling sedikit dalam abstrak. Ide bahwa alam penuh dengan tanda-tanda keberadaan pencipta yang cerdas bukanlah hal yang baru. 

Dulu, tahun 1802, filsuf Inggris William Paley memberikan "Argumen dari desain" yang terkenal, mengklaim bahwa sesuatu yang kompleks dan alami seperti mata manusia tidak mungkin muncul karena kebetulan saja, tetapi memerlukan keberadaan dari desainer yang cerdas.

Tidak banyak lagi yang percaya pada argumen Paley tersebut: contoh-contohnya semua terbunuh oleh teori evolusi Darwin, yang memperlihatkan bahwa bahkan keajaiban seperti desain dari mata manusia dapat diterangkan oleh kombinasi dari random mutasi dan seleksi alam. Tetapi, walaupun argumen Paley memiliki banyak lubang bagi ahli-ahli biologi, penemuan dalam fisika fundamental mulai membuat ide penciptaan dari desain kelihatan tidak main-main.

Tanda-tanda awal bahwa alam semesta mungkin telah didesain untuk kehidupan ditemukan 50 tahun yang lalu oleh Sir Fred Hoyle, ilmuwan astrofisika dari Inggris. Ketika mempelajari bagaimana bintang-bintang membuat unsur-unsur kimia yang diperlukan untuk kehidupan manusia, Hoyle melihat bahwa apabila unsur-unsur ini tidak memiliki sifat-sifat tertentu, maka tidak akan ada karbon di alam semesta, dan dengan demikian tidak ada kehidupan manusia.

Kekuatan itu bersama kita.

Sejak itu, ilmuwan telah menemukan banyak kebetulan-kebetulan aneh yang mirip. Sebagian termasuk gaya-gaya fundamental yang mengikat alam semesta. Sebagai contoh, inti dari setiap atom dibangun oleh proton dan neutron, diikat bersama oleh yang namanya gaya nuklir kuat. Jika gaya itu sedikit saja lebih lemah, proton-proton tidak akan terikat bersama. Ini berarti tidak ada unsur yang lebih berat dari hidrogen dapat berwujud-lagi-lagi tidak ada karbon. Tetapi, kalau gaya tersebut sedikit lebih kuat sedikit saja, proton- proton akan bersatu terlalu mudah sehingga hidrogen tidak mungkin ada sama sekali, dan ini membuat air tidak mungkin ada, bahan kunci yang lain yang diperlukan kehidupan

Menurut Professor Sir Martin Rees dan Universitas Cambridge, lebih banyak lagi kebetulan-kebetulan dalam sifat-sifat partikel sub-atomik. Sebagai contoh, kenyataan bahwa massa elektron jauh lebih ringan dari masa proton atau neutron adalah penting untuk keberadaan bahan-bahan yang penting bagi kehidupan. "Ini adalah prasyarat untuk molekul- molekul seperti DNA untuk dapat memberikan strukturnya yang tepat dan berbeda", katanya. "Adalah massa elektron yang menentukan besarnya sebuah atom, dan jarak antara atom-atom dalam molekul."

Kenyataan bahwa proton dan neutron mempunyai massa yang hampir sama, tetapi berbeda sedikit, juga sangat penting bagi kehidupan, kata Rees. "Sebuah neutron lebih berat dari proton sekitar 0.14%, sedikit lebih dari seperseribu. Tetapi perbedaan ini, walaupun kecil, sangat penting karena melebihi massa total dari sebuah elektron. Apabila elektron tidak seringan itu, mereka akan berkumpul dengan proton untuk membentuk neutron, sehingga tidak mungkin ada hidrogen.

Alam mengambil bentuk.

Tanda-tanda lebih jauh mengenai desain besar kosmos datang dalam bentuk motif-motif aneh yang muncul ketika sifat-sifat partikel sub-atomik seperti proton dan neutron dilukis dalam grafik. Ditemukan oleh fisikawan dari Amerika Murray Gell-Mann hampir 40 tahun yang lalu, motif-motif ini berbentuk segi-enam dan segi-tiga, dimana berbagai partikel berada dalam titik-titik di dalamnya.

Ketika Gell-Mann pertama kali menemukan motif ini, terdapat gap-gap. Yakin bahwa motif ini bukan kebetulan tetapi bagian dari desain besar, dia memprediksi bahwa gap-gap ini diisi oleh partikel-partikel sub- atomik yang nanti akan ditemukan. Gell-Mann melanjutkan bahwa segi-enam dan segi-tiga yang misterius dapat diterangkan apablila partikel seperti proton dan neutron mengandung partikel sub-sub-atomik (yang sekarang kita kenal sebagai quark). Semua prediksinya terbukti benar.

Motif-motif yang mirip dikenal sebagai "simetri" telah muncul demikian seringnya sejak itu dalam teori fisika yang sukses sehingga banyak fisikawan sekarang yakin bahwa mereka adalah bagian dari suatu desain besar dari alam semesta. Tetapi sedikit yang ingin trus mengklaim bahwa simetri dan kebetulan yang kelihatannya ada dalam alam membuktikan bahwa Tuhan ada. "Masuknya sains dalam teologi atau filosofi dapat naive maupun dogmatik," kata Rees.

Diantara yang tidak merasa demikian adalah Professor Russel Stannard, seorang Kristen dan professor fisika di universitas terbuka. "Tuhan memperlihatkan dirinya melalui dunia Big-bang kita ini," katanya. "Dia sebetulnya sedang berkata kepada kita melalui penemuan-penemuan ilmiah ini." Stannard percaya bahwa kebetulan kosmik bukanlah kebetulan: "Tuhan sengaja membuatnya seperti itu," katanya. "Dia mendesain alam semesta khusus untuk penciptaan kehidupan, untuk membuat mahluk yang dapat mengenalNya."  Tetapi yang lain sama-sama yakin bahwa desain besar apapun tidak ada hubungannya dengan keberadaan Tuhan, dan bahwa kebetulan adalah kebetulan. Mereka juga mengatakan bahwa apabila kondisi tidak tepat untuk kehidupan, kita tidak akan ada untuk mengetahuinya. 

Hawking pernah mengatakan bahwa hukum fisika quantum mungkin dapat memperlihatkan bahwa Tuhan berlebihan, karena seluruh alam semesta dapat terjadi dengan sendirinya. Beberapa orang, termasuk Profesor Andrei Linde dari Universitas Stanford, bahkan percaya bahwa teori quantum dapat mengijinkan mereka untuk berperan sebagai Tuhan itu sendiri, menciptakan alam-alam baru dalam laboratorium-sedikitnya dalam teori. Linde mengatakan bahwa cara untuk seperti Tuhan adalah menekan materi sekecil mungkin sehingga memulai apa yang dinamakan medan skalar, sumber dari energi quantum yang dianggap memulai big-bang 15 milyar tahun yang lalu. Perkiraan Linde adalah menekan hanya sepersepuluh juta gram dari materi dapat memulai untuk memunculkan medan skalar dalam laboratorium.

Susahnya, materi itu harus ditekan sepermiliar kali dari besarnya partikel sub-atomik yang terkecil. "Kita tidak tahu apakah hal ini mungkin sama sekali," katanya, meskipun, mungkin kita dapat melakukannya dalam partikel akselerator. Jika akhirnya ini mungkin, simulasi komputer memprediksi bahwa titik materi itu akan hilang, digantikan oleh lubang kecil dalam ruang,& waktu, sebuah worm-hole quantum, sebesar partikel sub-atomik. Dan di ujung yang lain adalah alam semesta buatan manusia yang baru. Linde memperkirakan kita tidak akan dapat memasuki alam semesta ini untuk melihat apa yang sudah diciptakan: "pintu" nya akan terlalu kecil. Tetapi akan mungkin untuk mendesain alam sehingga kondisi di dalamnya akan sesuai untuk munculnya kehidupan. Kemudian mungkin kehidupan itu sendiri akan berkembang, dan mulai bertanya dari mana dia datang.

Kedengarannya familiar? Persamaannya dengan pertanyaan bagaimana kita ada disini sangat jelas.

Lelucon yang tidak terlalu lucu. Mungkinkah kita, hanyalah yang terakhir dari mahluk-mahluk yang menghuni alam yang dibuat oleh generasi sebelumnya yang telah mengetahui bagaimana membuat alam semesta? Linde tidak menolak kemungkinan ini.

"Saya pertama kali memberikan ide ini sebagai lelucon," katanya.
"Tetapi mungkin saja tidak."

Banyak orang menemukan bahwa ide dari ilmuwan bermain-main Tuhan seperti ini sangat menguatirkan. Paus telah memberikan peringatan bahwa riset ke dalam kelahiran alam semesta sudah terlalu jauh. Tetapi untuk semua kekuatiran Paus, kelihatannya Manusia dengan Jas Putih tidak dalam keadaan untuk membuktikan bahwa Tuhan tidak ada. Tetapi, mereka akan melakukan sesuatu yang lebih menakutkan: Menjadi Tuhan itu sendiri.

Frustrasi oleh kegagalan mereka untuk membuktikan bahwa Tuhan tidak ada, ilmuwan memberikan spin baru: menjadi Tuhan.



--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Disadur dari:
SAINS DARI TUHAN, oleh Robert Matthews.
(Artikel terjemahan dari majalah sains populer Fokus, edisi Maret 1999)



Kamis, 28 Mei 2015

Air Mata Mutiara



Pada suatu hari seekor anak kerang di dasar laut mengadu dan mengeluh pada ibunya sebab sebutir pasir tajam memasuki tubuhnya yang merah dan lembek.

"Anakku," kata sang ibu sambil bercucuran air mata, "Tuhan tidak memberikan pada kita, bangsa kerang, sebuah tangan pun, sehingga Ibu tak bisa menolongmu." 

Si ibu terdiam, sejenak, "Aku tahu bahwa itu sakit anakku. Tetapi terimalah itu sebagai takdir alam. Kuatkan hatimu. Jangan terlalu lincah lagi. Kerahkan semangatmu melawan rasa ngilu dan nyeri yang menggigit. Balutlah pasir itu dengan getah perutmu. Hanya itu yang bisa kau perbuat", kata ibunya dengan sendu dan lembut. 

Anak kerang pun melakukan nasihat bundanya. Ada hasilnya, tetapi rasa sakit terkadang masih terasa. Kadang di tengah kesakitannya, ia meragukan nasihat ibunya. Dengan air mata ia bertahan, bertahun-tahun lamanya. Tetapi tanpa disadarinya sebutir mutiara mulai terbentuk dalam dagingnya. Makin lama makin halus. Rasa sakit pun makin berkurang. Dan semakin lama mutiaranya semakin besar. Rasa sakit menjadi terasa lebih wajar.

Akhirnya sesudah sekian tahun, sebutir mutiara besar, utuh mengkilap, dan berharga mahal pun terbentuk dengan sempurna. Penderitaannya berubah menjadi mutiara; air matanya berubah menjadi sangat berharga. Dirinya kini, sebagai hasil derita bertahun-tahun, lebih berharga daripada sejuta kerang lain yang cuma disantap orang sebagai kerang rebus di pinggir jalan. 

Cerita di atas adalah sebuah paradigma yg menjelaskan bahwa penderitaan adalah lorong transendental untuk menjadikan "kerang biasa" menjadi "kerang luar biasa". Karena itu dapat dipertegas bahwa kekecewaan dan penderitaan dapat mengubah "orang biasa" menjadi "orang luar biasa". Banyak orang yang mundur saat berada di lorong transendental tersebut, karena mereka tidak tahan dengan cobaan yang mereka alami. Ada dua pilihan sebenarnya yang bisa mereka masuki: menjadi `kerang biasa' yang disantap orang atau menjadi `kerang yang menghasilkan mutiara'.

Sayangnya, lebih banyak orang yang mengambil pilihan pertama, sehingga tidak mengherankan bila jumlah orang yang sukses lebih sedikit dari orang yang `biasa-biasa saja'.

Mungkin saat ini kita sedang mengalami penolakan, kekecewaan, patah-hati, atau terluka karena orang-orang di sekitar kamu cobalah utk tetap tersenyum dan tetap berjalan di lorong tersebut, dan sambil katakan di dalam hatimu. 

"Airmataku diperhitungkan Tuhan.. dan penderitaanku ini akan mengubah diriku menjadi mutiara."


Haleluya
Amin

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Cerita disadur dari:
Khalid Mustafa
LPMP Sulawesi Selatan 





SIAP HADAPI TANTANGAN




Yohanes 15 : 18 – 27

“ Sekiranya aku tidak datang dan tidak berkata-kata kepada mereka,… tidak mempunyai dalih bagi dosa mereka!“ (ay.22)



Sebagai pengikut Kristus, kita sering dihadapkan dengan banyak masalah dan tantangan: dikucilkan dari pergaulan, di cemooh di tempat kerja atau dipersulit dalam segala hal. Seorang teolog, A.T Robertson mengatakan: “Apakah dunia membenci kita? Jika tidak, mengapa tidak? Apakah dunia telah lebih Kristen., atau orang-orang Kristen telah menjadi lebih duniawi?” Pendapat itu menjelaskan bahwa kesulitan dan tantangan menjadi suatu keniscayaan dalam kehidupan orang Kristen.

Yesus pempersiapkan para murid untuk menanggung konsekuensi akibat mengikut Dia, yaitu dibenci dunia dan orang-orangnya. Kata ‘dunia’ (Yunani: kosmos ) diulang sebanyak enam kali untuk menunjukkan mereka yang membenci dan menolak Yesus (ayat 7:7). Dunia membenci para murid Yesus karena orang-orang dunia tidak suka jika dosa-dosa yang mereka nikmati, ditelanjangi oleh terang Yesus (ayat 22). Karena itu, siapapun yang menjadi pengikut-Nya akan menjadi musuh dunia.

Jangan pernah berasumsi bahwa tiap pengalaman spiritual atau tiap pernyatan kekuatan spiritual adalah dari Allah. Harus di uji apakah itu sungguh berasal dari Allah. Orang Kristen jangan menerima begitu saja setia pajaran tanpa melakukan pemeriksaan apakah itu adalah ajaran yang benar atau sesat. Jangan pula terpukau dan menerima begitu saja orang-orang yang mengaku sebagai hamba Tuhan atau punya kepentingan pribadi. Tolak ukurnya Firman Tuhan dengan pimpinan Roh Kudus, supaya dam menguji ajaran tidak semata-mata mengunakan pikiran/logika dan perasaan saja.

Pada masa Rasul Yohanes saat gereja mula-mula hadir, telah muncul guru-guru dan nabi-nabi palsu yang berkeliaran kemana-mana. Begitulah juga pada saat ini. Yang penting adalah ketekunan kita memahami Firman-Nya dan menaatinya! Allah akan melindungi umat-Nya melalui pengetahuan dan pemahaman akan kebenaran.


Hidup kita akan di jaga dan diberi kepekaan untuk membedakan roh, mana yang dari Allah dan mana yang bukan.



Haleyuya
Amin.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Sumber:
Disadur dari Renungan dalam Warta Jemaat Mingguan GPIB Paulus, Jakarta.

MENGAPA TAKUT?



Mazmur 91 : 1 -13


Engkau tak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang, (ay.5)



Ketakutan adalah sesuatu yang manusiawi. Rasa takut diperlukan untuk memperingatkan kita akan bahaya yang ada di sekitar kita. Namun jika berlebih-lebihan maka ketakutan itu sudah tidak sehat dan akan membelenggu hidup kita, juga dapat merusak kedamaian dan keutuhan internal dalam diri kita, bahkan bisa sampai melumpuhkan. Rosevelt berpendapat, ‘tidak ada apapun yang mesti kita takuti, kecuali ketakutan itu sendiri". 

Israel sudah mengalami ketakutan. Selain ancaman bangsa sekitar, juga bahaya lain seperti wabah penyakit sampar penyakit menular, yang setiap saat dapat merenggut nyawa siapa saja (ayat 3,5,6). Pemazmur mengajak umat untuk mengatasi rasa takut yang besar dengan jaminan keamanan dan perlindungan di dalam Allah (ayat 2). Allah dengan perisai dan tembok membentengi umat-Nya dari segala yang jahat dan yang mengancam (ayat 3-13).

Pemazmur mengaitkan perlindungan bukan dengan tempat atau dengan keadaan melainkan dengan pribadi Allah sendiri yaitu Allah yang begitu mengasihi. Ini adalah pernyataan yang mengantar kita sampai pada tujuan. Tidak ada perlindungan yang lebih sempurna dibandingkan dengan perlindungan dari Tuhan. Karena itu, kita tidak boleh mengandalkan kekuatan sendiri, atau yang lain. Tetapi andalkanlah Tuhan diatas segalanya.

Ancaman demi ancaman yang kita alami bisa mendatangkan ketakutan bagi kita. Jangan panik dan tetaplah tenang menghadapinya. Jadikan Allah sebagai tempat bernaung. Allah yang murah hati dan penyayang selalu menolong kita lebih dari kita sadari. Yakinlah bahwa perlindungan Tuhan selalu nyata di dalam setiap langkah hidup kita.

Mari kita tingkatkan persekutuan pribadi kita dengan-Nya; andalkan Tuhan dan alami kuasa-Nya yang menghalau berbagai bentuk ancaman yang menakutkan.


Haleluya
Amin.

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Sumber:
disadur dari Renungan dalam Warta Jemaat mingguan GPIB Paulus Jakarta.