Translate

Kamis, 28 Mei 2015

SIAP HADAPI TANTANGAN




Yohanes 15 : 18 – 27

“ Sekiranya aku tidak datang dan tidak berkata-kata kepada mereka,… tidak mempunyai dalih bagi dosa mereka!“ (ay.22)



Sebagai pengikut Kristus, kita sering dihadapkan dengan banyak masalah dan tantangan: dikucilkan dari pergaulan, di cemooh di tempat kerja atau dipersulit dalam segala hal. Seorang teolog, A.T Robertson mengatakan: “Apakah dunia membenci kita? Jika tidak, mengapa tidak? Apakah dunia telah lebih Kristen., atau orang-orang Kristen telah menjadi lebih duniawi?” Pendapat itu menjelaskan bahwa kesulitan dan tantangan menjadi suatu keniscayaan dalam kehidupan orang Kristen.

Yesus pempersiapkan para murid untuk menanggung konsekuensi akibat mengikut Dia, yaitu dibenci dunia dan orang-orangnya. Kata ‘dunia’ (Yunani: kosmos ) diulang sebanyak enam kali untuk menunjukkan mereka yang membenci dan menolak Yesus (ayat 7:7). Dunia membenci para murid Yesus karena orang-orang dunia tidak suka jika dosa-dosa yang mereka nikmati, ditelanjangi oleh terang Yesus (ayat 22). Karena itu, siapapun yang menjadi pengikut-Nya akan menjadi musuh dunia.

Jangan pernah berasumsi bahwa tiap pengalaman spiritual atau tiap pernyatan kekuatan spiritual adalah dari Allah. Harus di uji apakah itu sungguh berasal dari Allah. Orang Kristen jangan menerima begitu saja setia pajaran tanpa melakukan pemeriksaan apakah itu adalah ajaran yang benar atau sesat. Jangan pula terpukau dan menerima begitu saja orang-orang yang mengaku sebagai hamba Tuhan atau punya kepentingan pribadi. Tolak ukurnya Firman Tuhan dengan pimpinan Roh Kudus, supaya dam menguji ajaran tidak semata-mata mengunakan pikiran/logika dan perasaan saja.

Pada masa Rasul Yohanes saat gereja mula-mula hadir, telah muncul guru-guru dan nabi-nabi palsu yang berkeliaran kemana-mana. Begitulah juga pada saat ini. Yang penting adalah ketekunan kita memahami Firman-Nya dan menaatinya! Allah akan melindungi umat-Nya melalui pengetahuan dan pemahaman akan kebenaran.


Hidup kita akan di jaga dan diberi kepekaan untuk membedakan roh, mana yang dari Allah dan mana yang bukan.



Haleyuya
Amin.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Sumber:
Disadur dari Renungan dalam Warta Jemaat Mingguan GPIB Paulus, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar